PERSEBARAN
FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
A. Persebaran Flora
di Indonesia
Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya
peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun lalu,yaitu pada masa
pencairan es (zaman glasial). Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri
terbagi dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
a) Wilayah Flora Sumatera-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatera dan kalimantan serta
pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano,Bangka, Belitung, Kep. Riau,
Natuna, Batam, Buton, dll), contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi)
b) Wilayah Flora Jawa-Bali
Tersebar di Jawa, Madura, bali dan pulau-pulau kecil
disekitarnya (Kepulauan seribu, Kepulauan Karimunjawa). Contoh flora khas yang
tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel)
c) Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku
dan Nusa Tenggara. Contohnya pohon Sagu.
d) Wilayah Flora Papua
Meliputi wilayah Papua dan pulau-pulau kecil
disekitarnya. Contoh Flora Khas yang tumbuh adalah Ucalyptus, sama dengan
tumbuhan yang tumbuh di daerah Quensland Australia Utara.
B. Persebaran
Fauna di Indonesia
1. Fauna Indonesia Barat
Fauna yang ada di Indonesia barat bertipe Australis atau memiliki
kemiripan dengan fauna yang ada di benua Asia. Di sebut juga wilayah fauna dangkalan Sunda.
Persebarannya meliputi :
a) Pulau
Sumatera dan pulau-pulau kecil disekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung,
kepulauan Riau, dll)
b) Pulau jawa
dan pulau-pulau kecil disekitarnya(Nusa Kambangan, Nusa Barung, Madura,
Kepulauan Seribu, Pulau Vulkan Karakatau, dll).
c) Pulau
Kalimantan
d) Pulau Bali
Wilayah fauna Indonesia Barat berbatasan dengan
wilayah Indonesia tengah, garis khayal yang membatasinya dinamakan Garis Wallacea.
Beberapa fauna yang terdapat di wilayah Indonesia
Barat antara lain :
§ Jenis
Mamalia, meliputi gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng, kerbau,
monyet, orang utan, harimau, tikus, bajing, kelelawar, ajag, landak, kijang dan
babi hutan.
§ Jenis
Reptil, meliputi buaya, kura-kura, kadal, ualar, tokek, biawak, bunglon dan
trenggiling.
§ Jenis
Burung, meliputi burung hantu, merek, elang, jalak, kutilang dan berbagai macam
unggas.
§ Jenis
Serangga, meliputi kumbang badak (kumbang Jawa)
§ Jenis Ikan
air tawar, misalnya ikan pesut (lumba-lumba air tawar di sungai Mahakam)
2. Fauna Indonesia Tengah
Wilayah persebaran fauna Indonesia Tengah juga sering
disebut dengan wilayah fauna Kepulauan
Wallacea atau cukup fauna Wallacea
saja. Selain itu juga sering disebut sebagai wilayah fauna peralihan, yaitu
wilyah yang memisahkan antara wilayah fauna Indonesia Barat dengan wilayah
fauna Indonesia Timur. Wilayah fauna Indonesia Tengah meliputi daerah :
1. Pulau
Sulawesi
2. Pulau Timor
3. Kepulauan
Nusa Tenggara, seperti Flores, Sumba, Lombok, Komodo, dan pulau-pulau kecil
lainnya.
Wilayah
fauna Indonesia Tengah terletak diantara Garis Wallace dan garis Weber. Garis
Wallace memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia Barat. Garis
Weber memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia timur.
Beberapa
jenis fauna yang hidup di wilayah fauna Indonesia Tengah antara lain :
1. Mamalia,
meliputi anoa, babi rusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang tarsius,
monyet saba, kuda, sapi, dan banteng.
2. Reptil,
meliputi biawak, kura-kura, buaya, ular dan
komodo.
3. Amfibia, meliputi
katak air, katak pohon, dan katak terbang.
4. Berbagai
macam burung, meliputi burun dewata (burung cendrawasih), mandar, maleo, raja
udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakak tua, nuri dan merpati.
Fauna
endemik pada wilayah Sulawesi adalah Anoa dataran rendah , Anoa pegunungan, Babirusa,
Kera Hitam, Burung Maleo, sejenis Tarsius.
3. Fauna Indonesia Timur
Wilayah fauna Indonesia Timur disbut juga wilayah fauna dangkalan Sahul.
Jenis-jenis fauna yang terdapat di wilayah ini bertipe Australis. Maksudnya
jenis fauna yang hidup mirip dengan fauna-fauna di Australia.
Persebaran wilayah fauna Indonesia Timur meliputi :
1. Kepulauan
maluku dan kepulauan kecil di sekitarnya.
2. Papua
(Irian) dan sekitarnya.
Wilayah
fauna Indonesia Timur berbatasan dengan wilayah fauna Indonesia tengah dibatasi
oleh Garis Weber dan termasuk dalam kelompok fauana dunia zona Australis.
Beberapa
jenis fauna Indonesia Timur antara lain :
1. Mamalia,
terdiri atas kangguru, walaby, beruang, nokdiak (landak Iran), oposum layang
(pemanjat berkantung), kuskus, kangguru pohon, dan kelelawar.
2. Reptilia,
terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal dan kura-kura.
3. Amfibia,
terdiri atas katak pohon, katak terbang dan katak air.
4. Burung,
terdiri atas nuri, raja burung, kasuari, cendrawasih dan namudur.
A. GARIS WALLACE
Garis Wallace adalah
sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan Australasia. Bagian barat dari garis ini berhubungan
dengan spesies Asia; di timur kebanyakan berhubungan dengan spesies Australia.
Garis ini diberi nama sesuai nama penemunya, Alfred Russel Wallace, yang menyadari perbedaan yang jelas pada
saat dia berkunjung ke Hindia
Timur pada abad
ke-19. Garis ini melalui
Kepulauan Melayu, antara Borneo dan Sulawesi; dan antara Bali (di barat) dan Lombok (di timur). Adanya garis ini juga tercatat
oleh Antonio Pigafetta tentang perbedaan biologis antara Filipina dan Kepulauan
Maluku, tercatat dalam
perjalanan Ferdinand Magellan pada 1521. Garis ini lalu diperbaiki dan digeser ke
Timur (daratan pulau Sulawesi) oleh Weber. Batas penyebaran flora dan fauna
Asia lalu ditentukan secara berbeda-beda, berdasarkan tipe-tipe flora dan
fauna. Garis ini lalu dinamakan "Wallace-Weber"
B.
GARIS WEBER
Max Carl Wilhelm Weber atau Max Wilhelm Carl Weber (lahir di
Bonn, 5
Desember 1852 – meninggal di Berbeek, 7
Februari 1937 pada umur 84 tahun) adalah seorang ilmuwan
ahli ilmu hewan (zoologis) dan biogeografi berkebangsaan Jerman-Belanda. Max Weber belajar di Universitas
Bonn, lalu melanjutkan ke Universitas
Humboldt di Berlin bersama zoologis Eduard
Carl von Martens
(1831-1904). Ia mencapai tingkat doktoratnya pada 1877. Weber lalu mengajar
pada Universitas Utrecht dan turut serta dalam sebuah ekspedisi ke Laut
Barents. Setelah itu, pada
1883 Weber dikukuhkan menjadi Profesor Zoologi, Anatomi dan Fisiologi pada Universitas Amsterdam. Pada tahun yang sama ia menjadi warganegara
Belanda. Salah satu teorinya dalam biogeografi adalah apa yang disebut sebagai Garis
Weber, yang menandai perbatasan fauna mamalia Australasia. Sebagaimana yang ditengarai pada tumbuhan, survai-survai fauna memperlihatkan bahwa
untuk kelompok-kelompok vertebrata –kecuali burung– Garis
Wallace bukan merupakan
perbatasan biogeografis yang paling signifikan. Alih-alih Selat
Lombok, adalah Kepulauan Tanimbar yang dilalui garis batas antara fauna Oriental dan Australasia, khususnya mamalia dan
kelompok vertebrata terestrial lainnya. Demikian pula, untuk kebanyakan invertebrata, kupu-kupu, dan juga burung, Garis Weber yang lebih
tepat menggambarkan perbatasan itu ketimbang Garis Wallace. Max Weber adalah
pemimpin Ekspedisi Siboga.
makasih banget. sangat bermanfaat kak
BalasHapus